Asal Usul dan Sejarah Dibangunnya Bendungan Perjaya di OKU Timur : Dirancang Sejak 1941, Diresmikan 1995 !

Bendungan Perjaya Upper Komering seluas 120 ribu hektare dirancang sejak tahun 1941 silam-Foto : Dokumen Palpos-

Banyak warga yang memanfaatkan bendungan sebagai tempat budidaya ikan air tawar, seperti nila dan lele, yang menjadi sumber penghasilan tambahan.

Di sisi lain, Bendungan Perjaya juga memiliki potensi pariwisata. Pemandangan alam di sekitar bendungan menarik wisatawan lokal yang ingin menikmati suasana tenang.

Hal ini membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar, seperti usaha kuliner, penyewaan perahu, atau kegiatan rekreasi lainnya.

Secara historis, Belitang merupakan salah satu dari 13 marga dalam Onderafdeeling Komering Ulu pada masa kolonial Belanda.

Marga ini dipimpin oleh kepala marga yang disebut Pasirah, dengan pusat pemerintahan berada di Martapura.

Selain Belitang, wilayah ini mencakup marga lain seperti Semendawai Suku I, Semendawai Suku II, dan Buay Pemuka Peliung.

Pada tahun 2003, Kabupaten OKU dimekarkan menjadi tiga wilayah administratif, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur) dengan ibu kota Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan) dengan ibu kota Muaradua, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dengan ibu kota Baturaja.

Pemekaran ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat di masing-masing wilayah.

Meskipun telah membawa banyak manfaat, Bendungan Perjaya menghadapi tantangan terkait pengelolaan lingkungan dan keberlanjutan.

Tanah kritis di Belitang membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam hal konservasi dan perbaikan kualitas lahan.

Selain itu, pengelolaan sumber daya air perlu dilakukan secara bijak untuk memastikan pasokan tetap stabil di tengah perubahan iklim yang semakin ekstrem.

Ke depan, pengembangan sektor pariwisata di sekitar Bendungan Perjaya dapat menjadi salah satu solusi untuk diversifikasi ekonomi lokal.

Dengan promosi yang tepat dan pengelolaan yang baik, potensi pariwisata ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan menarik lebih banyak wisatawan.

Bendungan Perjaya bukan sekadar infrastruktur irigasi; ia adalah simbol transformasi wilayah Belitang dari hutan liar menjadi pusat pertanian yang produktif.

Sejarah panjang bendungan ini, mulai dari era Belanda hingga Orde Baru, mencerminkan peran pentingnya dalam mendukung pertanian, perikanan, dan pariwisata.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan