Update ! Harga Emas Antam 24 Oktober 2024 : Turun Rp6.000 Menjadi Rp1,515 Juta per Gram
Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami penurunan pada Kamis (24/10)-Foto : Dokumen Palpos-
Ketika suku bunga rendah, emas menjadi lebih menarik bagi investor karena tidak ada bunga yang dihasilkan dari emas, sehingga mereka lebih cenderung membeli emas sebagai investasi yang aman.
3. Permintaan dan Pasokan Emas Fisik
Kenaikan atau penurunan pasokan emas di pasar global juga mempengaruhi harga. Permintaan dari industri perhiasan, teknologi, serta investasi dapat mendorong harga emas naik.
Di sisi lain, peningkatan produksi emas dari tambang-tambang di seluruh dunia dapat menekan harga.
4. Kondisi Geopolitik dan Ketidakpastian Global
Ketika terjadi ketidakpastian global, seperti konflik internasional atau krisis keuangan, emas sering kali dianggap sebagai "safe haven" atau aset aman.
Investor cenderung membeli emas ketika kondisi ekonomi atau politik tidak stabil, yang membuat harga emas cenderung naik dalam situasi seperti itu.
5. Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar mata uang, terutama dolar Amerika Serikat (USD), memiliki korelasi terbalik dengan harga emas.
Ketika nilai dolar melemah, harga emas cenderung naik karena emas dihargai dalam USD, sehingga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas, emas tetap menjadi salah satu pilihan investasi yang populer di Indonesia.
Emas dianggap sebagai salah satu instrumen yang stabil dalam jangka panjang, terutama sebagai pelindung nilai dari inflasi.
Selain itu, emas juga memiliki likuiditas tinggi, yang berarti dapat dengan mudah diperjualbelikan.
Banyak investor yang memilih untuk membeli emas batangan sebagai bentuk diversifikasi portofolio.
Investasi emas tidak hanya terbatas pada emas batangan fisik, tetapi juga dapat dilakukan melalui produk-produk keuangan seperti tabungan emas, reksa dana emas, hingga kontrak berjangka emas di bursa komoditas.