BPBD Catat 47 Bencana di Prabumulih Sepanjang 2024

Pj Sekda, Dr Drs Aris Priadi saat membuka acara sosialisasi penanggulangan bencana dan karhutlah-Foto : Prabu Agustian-

Masyarakat diimbau untuk tidak hanya menjadi penonton ketika bencana terjadi, tetapi juga berperan aktif dalam upaya pencegahan. Misalnya, dengan membentuk kelompok siaga bencana di lingkungan masing-masing, mereka dapat berlatih bersama untuk menghadapi situasi darurat.

Sementara untuk mengurangi risiko banjir, pemerintah kota gencar mensosialisasikan larangan mendirikan bangunan di bantaran sungai dan drainase. 

BACA JUGA:Debat Terbuka Perdana Pilkada Muara Enim Sukses

BACA JUGA:Mobil Buatan Indonesia Jadi Kendaraan Dinas Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, Intip Keistimewaannya

Aris Priadi memperingatkan bahwa bangunan-bangunan tersebut tidak hanya dapat menyebabkan banjir, tetapi juga rentan terhadap risiko terendam dan longsor.

Lebih lanjut, dalam upaya nyata untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kota juga melakukan normalisasi atau pengerukan di sepanjang Sungai Kelekar. 

"Saat ini sedang dilakukan normalisasi, ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya banjir," ungkapnya. Pengerukan sungai diharapkan dapat meningkatkan kapasitas aliran air dan mengurangi risiko banjir saat curah hujan tinggi.

Masih kata Aris Priadi, pemerintah berharap agar masyarakat dapat lebih peduli dan proaktif dalam menghadapi bencana. 

BACA JUGA:Operasi Zebra Musi 2024: Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas di OKI Menurun!

BACA JUGA:BSI Resmikan Sentra UMKM Bedugul : Perkuat Kemandirian Ekonomi Masyarakat Bali !

"Kami mengajak masyarakat untuk ikut membantu apabila terjadi bencana, baik banjir maupun karhutlah," ujarnya. Kesadaran dan kepedulian masyarakat akan sangat membantu dalam meminimalkan dampak bencana. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan