Chili Oil : Bumbu Serbaguna yang Semakin Populer di Kalangan Pecinta Kuliner
Chili oil, bumbu pedas yang mampu memberikan sentuhan rasa dan aroma yang kaya pada setiap hidangan-Foto: instagram@2days.delights-
Proses pembuatan chili oil cukup sederhana. Pertama-tama, minyak dipanaskan hingga mencapai suhu yang tepat, biasanya antara 100-150 derajat Celcius.
Serpihan cabai kering kemudian ditambahkan ke dalam minyak panas, yang menghasilkan warna merah cerah dan aroma pedas.
BACA JUGA:Tumis Ikan Panggang Suwir : Lezat dan Bergizi untuk Hidangan Sehari-hari
BACA JUGA:Ikan Goreng Asam Timun : Kuliner Lezat dengan Rasa yang Segar
Untuk varian yang lebih aromatik, bawang putih cincang, jahe, atau daun bawang dapat dimasukkan ke dalam minyak bersamaan dengan cabai.
Setelah minyak mendingin, chili oil siap digunakan atau disimpan dalam wadah kedap udara.
Minyak ini dapat bertahan lama jika disimpan di tempat yang sejuk dan kering, membuatnya menjadi bahan yang tahan lama di dapur.
Salah satu kelebihan chili oil adalah fleksibilitasnya dalam berbagai jenis masakan.
Di negara asalnya, chili oil biasanya digunakan sebagai pelengkap untuk mie, sup, atau hidangan daging.
Minyak cabai juga sering dijadikan saus celup untuk dimsum atau pangsit goreng.
Di Indonesia, chili oil mulai digunakan oleh berbagai restoran modern sebagai bahan tambahan untuk hidangan fusion, seperti pasta pedas, pizza dengan topping cabai, atau sebagai bumbu pelengkap untuk hidangan street food seperti bakso goreng dan martabak.
Selain digunakan sebagai bumbu, chili oil juga kerap dijadikan bahan dasar untuk saus pedas yang lebih kompleks.
Kombinasi chili oil dengan kecap asin, cuka, dan sedikit gula, misalnya, bisa menghasilkan saus yang seimbang antara pedas, asin, dan manis, cocok untuk berbagai jenis hidangan daging panggang atau seafood.
Chili oil juga menjadi bagian dari tren kuliner yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satunya adalah tren "makanan pedas" yang semakin digemari oleh generasi milenial dan Gen Z.