Cegah Banjir : Pemkot Prabumulih Normalisasi Sungai Kelekar !

Kondisi Sungai Kelekar yang akan dinormalisasi.-Foto : Prabu-

“Pendangkalan akan kita angkat agar aliran air tidak terhambat. Namun, kita tidak akan memperlebar sungai untuk menghindari konflik dengan masyarakat sekitar yang tinggal di sepanjang bantaran sungai,” kata Virza.

Hal ini mengingat banyaknya bangunan dan rumah warga yang sudah berdiri di tepi Sungai Kelekar.

BACA JUGA:Personel Operasi Mantap Praja Musi 2024 Lakukan Pemeriksaan Kesehatan

BACA JUGA:Disdik OKU Perkuat Komitmen Tuntaskan Anak Tidak Sekolah

Lebih lanjut Virza Anggi menekankan bahwa talud hanya akan dipasang di daerah-daerah yang memang sangat membutuhkan.

“Kita akan fokus pada daerah-daerah yang sangat rawan dan sudah mengalami kerusakan. Ini dilakukan untuk mencegah risiko longsor yang bisa lebih parah jika dibiarkan,” paparnya.

Meski pemasangan talud akan dilakukan secara selektif, pengerukan sungai akan tetap dilakukan di sepanjang aliran Sungai Kelekar yang melintasi empat kecamatan tersebut.

Normalisasi ini diharapkan mampu mengurangi risiko banjir di daerah-daerah yang sering terdampak setiap musim hujan.

BACA JUGA:Hari Pertama Kerja : Pjs Bupati Ogan Ilir Gelar Ramah Tamah dengan Seluruh OPD !

BACA JUGA:Netralitas ASN Jadi Sorotan, Pj Walikota Lubuklinggau : Tidak Ada Cawe-Cawe, Itu Perintah Undang-Undang !

Upaya pemerintah kota dalam melakukan normalisasi Sungai Kelekar ini disambut positif oleh masyarakat setempat, terutama mereka yang tinggal di sepanjang bantaran sungai.

Hendra, salah seorang warga Kelurahan Majasari, mengungkapkan harapannya agar pengerukan dan pemasangan talud di kawasan Majasari bisa segera dilakukan.

“Kami sangat berharap Sungai Kelekar di Majasari cepat dikeruk dan dipasang talud, karena setiap musim penghujan, sungai ini kerap meluap dan rumah-rumah warga yang berada di pinggir sungai menjadi rentan terkena banjir,” ujar Hendra.

Ia juga menambahkan bahwa kawasan Majasari masih memiliki banyak titik di sepanjang Sungai Kelekar yang belum mendapatkan penanganan berupa talud, sehingga sangat rawan terjadi longsor.

“Di Majasari banyak sekali area yang belum ditalud, dan kalau tidak segera ditangani, kami khawatir rumah-rumah yang berada di pinggiran sungai bisa terancam longsor,” tuturnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan