Pacuan Kuda Lumpur Dompu

Pacuan kuda lumpur tradisi di Dompu Nusa Tenggara Timur--

Bahkan kuda balap yang bertarung pun ada yang merupakan milik sejumlah kepala daerah atau pejabat di wilayah provinsi NTB.

Menurut pemilik dan pehobi kuda balap Yosan, balapan kuda di Pulau Sumbawa dinilainya menjadi tradisi atau budaya sportif dan konstruktif.

Yosan yang saat ini berprofesi sebagai dosen itu dulunya juga mantan joki cilik.

BACA JUGA:Jokowi : Pengakuan Bahasa Indonesia oleh UNESCO Sangat Membanggakan

Ia menilai pacuan kuda lumpur yang digelar selama sepekan ini, bisa membangun semangat persaudaraan dan persahabatan dari antarpemilik kuda dan juga dengan para joki, keluarganya dan masyarakat sekitar arena balap.

Sementara dari sisi ekonomi, menurut salah satu warga sekitar pacuan kuda lumpur menambah perputaran finansial di masyarakat.

Mulai dari honor joki kecil yang berkisar di angka Rp100ribu per sekali tanding, memberdayakan pedagang makanan, minuman dan souvenir, juru parkir, penyewaan tenda tim peserta dan kuda, hingga pekerja di arena lintasan.  ***

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan