Dua Pendukung Calon Kepala Daerah di Musi Rawas Terkapar Kena Peluru Karet Petugas, Ini yang Terjadi!
Simulasi petugas yang menembakan gas air mata untuk mengendalikan massa yang mulai anarkis. Foto: Humas Polres Mura--
MUSI RAWAS, KORANPALPOS.COM - Taman Beregam di Kawasan Agropolitan Center, Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumatera Selatan (Sumsel) mendadak mencekam.
Pasalnya dua orang masa pendukung kepala daerah di Bumi Serasan Sekentenan itu terkapar tak sadarkan diri setelah menjadi sasaran peluru karet petugas.
Tindakan tegas itu dilakukan aparat kepolisian untuk melumpuhkan kedua masa yang bertindak anarkis dan menyerang petugas saat melakukan aksi protes bersama ratusan massa lainnya.
Selain itu dua orang yang diduga provokator dalam insiden itu juga telah diamankan aparat kepolisian.
BACA JUGA:Gaungkan ASN Harus Netral, Sekda OKU Justru Hadiri Acara YPN YESS
BACA JUGA:Iqbal Resmi Membuka Lomba Menembak Piala Bergilir Dodiklatpur Cup Rindam II/Sriwijaya
Aksi anarkis massa tersebut terjadi lantaran tidak terima ada beberapa massa yang sebelumnya diamankan hingga ditahan oleh personel Polres Mura, karena sempat melakukan aksi protes perhitungan suara dan merusak baleho calon kepala daerah.
Selain itu massa juga sempat menghadang hingga melawan petugas saat menjalankan tugas melakukan pengawalan salah satu calon kepala daerah.
Saling dorong antara massa dan petugas tidak terelakan.
Melihat situasi tersebut, Water Cannon beserta Personel Pengendalian Massa Polres Musi Rawas (Dalmas Polres Mura), Kodim 0406 Lubuklinggau, Batalyon B Pelopor Petanang Satuan Brimob Polda Sumsel, melalui Tim PHH Brimob, Detasemen 45, dengan Mobil Maung, serta Tim Tindak Anarkis, Tim Macan, Tim Rajawali I dan II, terpaksa diterjunkan.
BACA JUGA:Atasi Kemacetan Akibat Mobil Trailer Terperosok di Jalan Lintas
BACA JUGA:Dukung Pramuka, Pj Bupati Segera Bangun Bumi Perkemahan Transad Muara Enim
Ironisnya, diturunkannya pasukan bantuan yang dilengkapi dengan alat pengendalian masa tersebut, tidak membuat masa mundur atau mengendalikan emosinya.
Sebaliknya aksi massa semakin anarkis.