Bahaya Istidraj: Kenikmatan yang Menjerumuskan ke Dalam Kebinasaan

Bahaya Istidraj: Kenikmatan yang Menjerumuskan ke dalam Kebinasaan. Fhoto : Tangkapan Layar Facebook Dakwah as Sunnah--

BACA JUGA:Kesabaran dalam Berdoa: Kunci Mendapatkan Balasan Terbaik dari Allah Ta’ala

Allah tidak langsung menghukum, melainkan memberikan waktu dan nikmat duniawi yang membuatnya semakin jauh dari Allah dan semakin tenggelam dalam kesalahan.

Allah berfirman dalam Al Quran di ayat lain: 

سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُونَ

"Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui."(QS.Al-Qalam :44) 

Ayat ini mempertegas bahwa istidraj adalah sebuah proses yang bertahap. Orang yang mendapatkan istidraj mungkin merasa bahwa ia diberi kenikmatan, padahal sesungguhnya ia sedang ditarik menuju kebinasaan.

Kenikmatan yang Menjerumuskan Kenikmatan duniawi yang diberikan dalam kondisi istidraj sering kali menjerumuskan seseorang ke dalam kelalaian.

BACA JUGA:Sehat Lebih Berharga dari Kekayaan: Hikmah dari Hadis Nabi

BACA JUGA:Rezeki Sudah Ditakar, Tak Akan Pernah Tertukar: Menjemput yang Halal dan Berkah

Ketika seseorang terus melakukan dosa tetapi merasa bahwa kehidupannya tetap diberkahi, ia mungkin tidak menyadari bahwa Allah sedang menangguhkan hukuman-Nya. Kenikmatan tersebut membuat orang tersebut merasa nyaman dan aman, padahal sesungguhnya ia sedang semakin mendekati adzab Allah.

Tanda-tanda Istidraj Salah satu tanda bahwa seseorang mengalami istidraj adalah ketika ia merasa kehidupannya semakin makmur meskipun ia terus-menerus melakukan dosa. Ia tidak merasa perlu untuk beristighfar atau bertobat, bahkan mungkin merasa bahwa apa yang dilakukannya adalah benar.

Dalam kondisi ini, seseorang telah terjerat dalam jebakan istidraj, di mana nikmat duniawi sebenarnya adalah hukuman yang diberikan secara bertahap.

Pelajaran dari Istidraj Istidraj mengajarkan kita bahwa kenikmatan dunia tidak selalu berarti berkah. Seseorang harus selalu introspeksi diri dan memastikan bahwa nikmat yang diterimanya adalah berkah yang diridhai Allah, bukan istidraj yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan.

BACA JUGA:Meneladani Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Memperlakukan Istri dan Rutinitas Sehari-hari di Rumah

BACA JUGA:Pentingnya Menjaga Shalat Isya dan Subuh Shalat yang Paling Berat : Ujian Keimanan dan Ciri Orang Munafik

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan