PLN Dorong Kesamaan Hak dan Kreativitas
Salah satu penyandang tunadaksa (tengah) sedang membubuhkan lilin pada kain yang telah diberi motif dan warna. Foto: Ist--
"Seluruh anggota UMK yang hadir akan praktik langsung membuat Batik Cap, hal paling mendasar tentunya ialah pembuatan motif dan pembuatan cairan malam hingga proses pengecapan dan pewarnaan pada kain Batik," ucap Nurohmad.
Ini adalah hal yang paling penting karena motif menjelaskan arti, ciri khas dan asal usul dari kain Batik itu sendiri. Sedangkan cairan untuk pengecapan dan pewarnaan juga sangat penting untuk mempertahankan kualitas warna dari motif kain Batik tersebut.
"Hari ini diawali dengan membuat motif Siger dan Kapal yang menjelaskan Batik Cap karya UMK Batik Shiha Ali ini adalah Batik khas Provinsi Lampung," terangnya.
Sebagai bentuk dukungan, General Manager PLN UIP Sumbagsel, Wahidin menyampaikan bahwa penyandang disabilitas adalah kelompok yang dapat menjadi mesin penggerak produktif secara ekonomi apabila diberikan kesempatan yang sama dan ruang ekspresi yang luas.
BACA JUGA: Kemerdekaan Sesungguhnya Adalah Masyarakat Terbebas dari Kemiskinan !
BACA JUGA:Peringatan HUT RI ke 79 di Muaraenim Berlangsung Khidmat
Wahidin mengatakan, pelatihan ini merupakan langkah serius PLN dalam mengembangkan potensi UMK berbasis wastra (kain nusantara) kelompok difabel untuk meningkatkan kreativitas pengrajin disabilitas sehingga UMKM dapat naik kelas.
"Harapan kami, melalui program pelatihan ini kreativitas pengrajin UMK Shiha Ali dapat meningkat dan kegiatan ini akan terus berlanjut dengan adanya lanjutan program berupa pemberian bantuan alat produksi, pelaksanaan pelatihan batik malam dingin, pelatihan pemasaran dan desain produk sehingga ke depan produksinya bertambah dan dapat naik kelas agar mampu bersaing hingga kancah Internasional, serta turut berdampak terhadap peningkatan taraf hidup pengrajin itu sendiri serta UMK Shiha Ali juga," pungkas Wahidin. (nik/adv)