Menghentikan Budaya Bullying: Dukungan dan Kritik Konstruktif untuk Arkhan Kaka, Striker Timnas Indonesia U-19

Menghentikan Budaya Bullying: Dukungan dan Kritik Konstruktif untuk Arkhan Kaka, Striker Timnas Indonesia U-19. Fhoto : Tangkapan Layar facebook Tim Nasional Indonesia--

OLAHRAGA, KORANPALPOS.COM- Di era digital saat ini, komentar-komentar dari netizen dapat memberikan dampak besar bagi para atlet muda. Arkhan Kaka, pemain Timnas Indonesia U-19, adalah salah satu contoh pemain yang kerap menjadi sasaran hujatan dan bullying di media sosial. Ini bukan hanya mempengaruhi performanya di lapangan, tetapi juga merusak kepercayaan dirinya.

Dua Tipe Komentar yang Salah Kaprah

Ada dua tipe komentar yang sering muncul di media sosial yang perlu diluruskan. Pertama, orang yang suka menghujat dan membully. Kedua, orang yang menganggap semua kritikan sebagai bentuk bullying. Keduanya sama-sama merusak dan tidak produktif. Untuk para netizen dan akun-akun bola, penting untuk memahami perbedaan antara kritik yang membangun dan bullying yang merusak.

Arkhan Kaka: Talenta Muda yang Diserang Hujatan

Arkhan Kaka adalah seorang pemain muda berbakat dengan potensi besar. Di usianya yang baru 16 tahun, dia telah menunjukkan kemampuan luar biasa di lapangan. Namun, sayangnya, dia sering kali menjadi target bullying yang berlebihan. Hujatan ini tidak hanya datang dari para haters, tetapi juga dari mereka yang seharusnya memberikan dukungan.

Kaka adalah seorang pemain yang kalem dan tidak neko-neko. Dia bukanlah pemain yang bengal atau suka dugem. Dia hanya membutuhkan masukan yang konstruktif, bukan hujatan yang merusak. Serangan berlebihan terhadap Kaka sangat tidak pantas dan merugikan perkembangan kariernya.

BACA JUGA:PSSI Surati Matthew Baker Pemusatan Latihan Timnas U-17 di Bali, Pemain Keturunan Indonesia Jadi Rebutan

BACA JUGA:Semi Final Piala Presiden: Arema FC Melaju ke Final Piala Presiden 2024 Setelah Mengalahkan Persis Solo

Selebrasi yang Mengundang Kontroversi

Contoh nyata dari bullying yang diterima Kaka adalah saat selebrasi golnya di Piala Dunia U-17 2023 melawan Panama. Setelah mencetak gol yang menyamakan skor menjadi 1-1, Kaka melakukan selebrasi joget ala tren TikTok. Tindakan ini dianggap tidak pantas oleh sejumlah netizen, yang kemudian menghujaninya dengan kritik dan hujatan.

Padahal, selebrasi joget adalah hal yang lumrah di sepak bola dan tidak ada unsur rasis, penghinaan, atau provokasi di dalamnya. Namun, netizen yang tidak bisa menerima hal tersebut terus menghujat Kaka, yang berujung pada penurunan kepercayaan dirinya. Kejadian ini sangat disayangkan, mengingat Kaka telah berkontribusi besar dengan mencetak gol yang menyelamatkan muka Indonesia di ajang internasional.

Dampak Hujatan terhadap Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri Kaka terlihat berkurang akibat hujatan yang terus menerus diterimanya. Meskipun telah mencetak gol dan membawa Indonesia meraih hasil imbang melawan Panama dan Ekuador, dia tidak menunjukkan ekspresi kegembiraan. Beban bullying yang begitu besar tampaknya telah mempengaruhi mentalnya.

Sang ayah, Purwanto Suwondo, juga merasakan dampak dari hujatan terhadap anaknya. Ia merasa tidak seharusnya Kaka menerima perundungan separah itu. Sebagai seorang ayah, Purwanto menginginkan yang terbaik untuk anaknya dan berharap Kaka bisa terus berkembang tanpa tekanan berlebihan dari hujatan netizen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan