Penggunaan Kartu Tani di OKU Terkendala Jaringan Internet

BATURAJA – Penggunaan Kartu Tani di beberapa kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) masih belum bisa difungsikan oleh petani.
Terutama untuk membeli pupuk bersubsidi di kios pengecer karena terkendala jaringan internet.
“Seperti di Kecamatan Lengkiti terdapat dua kios pengecer pupuk yang dilengkapi mesin Electronic Data Capture (EDC) terkendala jaringan internet tidak memadai,” kata Kepala Dinas Pertanian OKU, Joni Saihu didampingi Kasi Pupuk dan Pestisida, Syahroni, Kamis (16/3).
Baca Juga : Bulog Targetkan Serap 30 Ribu Ton Beras Petani di OKU Timur
Menurut dia, kecamatan ini memang jauh dari pusat Kota Baturaja sehingga sulit menjangkau jaringan internet yang menyebabkan mesin EDC untuk transaksi pembelian pupuk bersubsidi menggunakan kartu tani tidak berfungsi normal.
Petani yang terdaftar di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) di daerah itu terpaksa masih menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik dalam membeli pupuk bersubsidi untuk bercocok tanam.
Pihaknya telah meminta agen penyalur pupuk untuk menyampaikan masalah kepada Bank BRI sebagai penyalur kartu tani, agar dicarikan solusi seperti adanya alat penambahan penguat sinyal.
Baca Juga : Petani OKI Ngadu ke Dapil III DPRD Sumsel
“Untuk masalah sinyal bukan wewenang kami. Namun kami sudah menyosialisasikan tentang kendala jaringan internet ini agar disampaikan kepada pihak Bank BRI Cabang Baturaja,” ujarnya.
Dia menambahkan, sejak kartu tani mulai difungsikan per 1 Februari 2023 hingga saat ini tercatat sebanyak 380 orang petani yang melakukan pembelian pupuk bersubsidi di kios pengecer yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten OKU.
“Untuk pupuk bersubsidi tahun ini yang sudah tersalurkan kepada petani yaitu Urea 416.500 kilogram (Kg) dan NPK sebanyak 425.460 Kg,” jelasnya.
Alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten OKU sendiri pada tahun 2023 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumsel yaitu untuk Urea sebanyak 5.240 ton dan NPK 5.768 ton.
Dia menjelaskan, kebutuhan pupuk ini untuk luas tanam seluas 83.565,33 hektare yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten OKU Provinsi Sumatera Selatan.
“Untuk kuota pupuk jenis NPK meskipun tidak terlalu banyak, namun ada penambahan dari tahun 2022. Begitu pun Urea berkurang sedikit karena ada beberapa komoditas tanaman yang tidak lagi difasilitasi pupuk bersubsidi seperti tanaman sawit dan karet,” jelasnya. (len)