LAHAT DITERJANG BANJIR BANDANG

KEKHAWATIRAN timbulnya musibah alam akibat cuaca yang buruk sejak 2 minggu terakhir akhirnya terbukti. Musibah berupa banjir bandang menimpa Kabupaten Lahat, Kamis (9/3).
Banjir bandang menghantam Kabupaten Lahat dimulai sekitar pukul 13.00 WIB yang merendam 7 kecamatan. Sebelumnya, Kabupaten Lahat diguyur hujan deras.
Sampai dengan pukul 22.00 WIB Kamis (9/3), satu orang meninggal dunia atas nama Giga Danuri (11), warga Bandar Agung, Lahat. Jasad GD, siswa kelas enam sekolah dasar itu ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB.
Selain itu, satu orang terseret arus Sungai Lematang atas nama Heri (38) swasta, warga Desa Gunung Agung Kecamatan Merapi barat.
Sedangkan kerusakan rumah yang mencapai ratusan unit. Ketujuh kecamatan terdampak banjir bandang meliputi Kecamatan Lahat Lahat Selatan, Mulak Ulu, Mulak Sebingkai, Jarai, Pulau Pinang dan Kikim.
Dari pantauan, ratusan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian bervariasi dari 2 meter sampai 3 meter. Banjir di Desa Lubuk Sepang akibat meluapnya Sungai Lematang dan Sungai Lim.
Di desa ini sekitar 80 rumah warga terendam banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.Tak hanya rumah warga, banjir juga merendam jembatan Tanjung Sirih yang menghubungkan Lahat dan Pagaralam.
Tak hanya itu, akses jalan menuju Kota Pagaralam baik dari Muara Pinang maupun Gumai Ulu ditutup sementara oleh aparat Polres Lahat.
Wakil Bupati Lahat Heryanto Bersama Kepala BPBD Lahat Ali Afandi meninjau langsung kondisi banjir di Desa Lubuk Sepang.Kepada wartawan, Heryanto mengatakan selain rumah, puluhan hektare sawah warga dipastikan rusak karena terendam. Dikatakan Heryanto,
Pemkab Lahat bersama TNI dan Polri masih melakukan evakuasi terhadap warga yang masih terjebak di dalam rumah.
Ditambahkan Heryanto, berdasar update data dari BMKG banjir yang terjadi ini sudah diprediksi.
Pihaknya pun sudah share ke grup camat dan desa-desa. Meski merendam hampir seluruh penjuru Kabupaten Lahat, Ali Afandi memastikan tidak ada korban jiwa.
5 unit rumah warga Desa Lubuk Sepang hanyut terseret banjir. Hingga pukul 13.00 WIB, proses evakuasi terus dilakukan dan banjir sudah mulai surut.
“Alhamdulillah sudah mulai surut. Kita sudah berkoordinasi dengan dinsos untuk segera mendirikan dapur umum,’’ kata Ali. Ali mengimbau warga untuk terus siaga dan waspada.
Terpisah, Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) menemukan jasad seorang bocah laki-laki yang hanyut terbawa banjir bandang di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (9/3).
Kepala Kantor Badan SAR Nasional Palembang Hery Marantika, di Palembang, Kamis, mengatakan bocah tersebut berinisial GD (11), warga Bandar Agung, Lahat. Jasad GD, siswa kelas enam sekolah dasar itu ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB.
“Saat itu jasad korban ditemukan tim di lapangan hanyut terbawa arus sejauh 90 kilometer dari lokasi awal yang bersangkutan dilaporkan tenggelam,” kata dia.
Dia menjelaskan GD dilaporkan hilang terseret banjir bandang saat berenang di Sungai Lematang, Muara Siban, Pulau Pinang, Rabu (8/3) petang.
Tim SAR langsung melakukan penyisiran sepanjang aliran sungai dibantu perangkat selam Aqua Eye bersama dengan warga.Namun, kata dia, karena kondisi tidak memungkinkan maka tim SAR di lapangan memutuskan penyisiran sungai dilanjutkan pada Kamis pagi dan siang harinya korban ditemukan.Saat ditemukan korban menggunakan baju kaos dan celana pendek.
Informasi yang dihimpun dari tim SAR di lapangan, saat ini jasad korban GD sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk selanjutnya di makamkan.
Gerak Cepat Tinjau Banjir
Gubernur Sumsel H Herman Deru gerak cepat demi memberi perhatian kepada warganya yang disapu banjir di Desa Lubuk Sepang , Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat.
Usai kegiatan dari Jakabaring Sport City, Kamis 9 Maret 2023, Herman Deru langsung menuju daerah tersebut. Disana, Herman Deru terjun langsung ke lokasi banjir di kawasan Desa Lubuk Sepang.
Herman Deru didampingi Bupati Lahat, Cik Ujang. “Saya di Desa Lubuk Sepang , Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat yang hari ini viral karena banjir,” kata Herman Deru.
Dia mengatakan, banjir itu terjadi karena meluapnya Sungai Lim dan Lematang. Hingga keterangan yang beredar. Herman Deru menyebut masih belum ada korban jiwa.“Ini berkat kesiagaan masyarakat, aparat desa, BPD, dan semua bergerak,” katanya.
Herman Deru juga bergerak secepat mungkin demi memberikan penanganan cepat. Termasuk juga memberikan bantuan serta mengingatkan instansi terkait untuk siaga sesuai dengan tugasnya masing-masing.
“Banjir ini juga merendam 40 hektar sawah dan itu akan gagal panen,” ujarnya.
Herman Deru sendiri berpesa agar warga Sumsel untuk menjaga alam ke depannya. “Kita jaga alam kita agar alam menjaga kita,” katanya.
Sebelumnya, uapan air Sungai Lematang akibat curah hujan tinggi menelan korban jiwa. Bocah 11 tahun meninggal dunia. Dia Giga Danuri, warga Bedeng RD, PJKA, Lahat.
“Satu korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Lahat atas nama Giga Danuri,” ujar Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori. Banjir bandang itu, terjadiyang terjadi akibat meluapnya air sungai Lematang sudah terjadi sejak Rabu (8/3).
“Informasi yang kita dapat dari Korem 044/Gapo air meluap sejak Rabu (8/3/2023). Akibat curah hujan yang tinggi, ” jelas Ansori melalui rilisnya, Kamis (9/3).
Lanjutnya dampak dari banjir bandang di kabupaten Lahat itu, mengakibatkan terendamnya beberapa bangunan rumah dan area sawah milik warga. Terutama di sekitar aliran Sungai Lematang.“Saat ini kami masih melakukan pendataan. Kerugian akibat banjir serta mengimbau masyarakat di sepanjang aliran Sungai Lematang agar menjauh dari aliran sungai, ” katanya.
Selain itu, BPBD Provinsi Sumsel segera melakukan kaji cepat. Membawa bantuan logistik sebanyak 200 paket untuk korban terdampak banjir bandang di Kabupaten Lahat. (pad/ant)