KEBIJAKAN YANG TAK PEKA


PRESIDEN
Jokowi kembali mengeluarkan kebijakan kontroversial. Kebijakan tersebut berupa rencana impor beras. Ironisnya, kebijakan tersebut dikeluarkan ditengah jelang panen raya yang jatuh pada Maret 2023 mendatang.

Langkah ini, tentu saja langsung menuai reaksi sejumlah pihak tidak terkecuali petani dan masyarakat termasuk masyarakat karena kebijakan yang diambil seakan tidak melihat situasi dan kondisinya.

Wahyu, warga Kota Palembang yang merupakan keluarga petani mengatakan, memasuki Maret 2023 sudah masuk musim panen padi. “Tapi anehnya kenapa malah mau impor beras. Benahi dulu yang ada dinegeri ini, katanya mencukupi stok beras di Indonesia ini,” ujarnya penuh tanya, Senin (20/2).

Sedangkan Tesa, warga Kota Palembang lainnya mempertanyakan pernyataan Bulog sebagai instansi yang berwenang mengenai stok sembako terutama beras yang justru sudah menjamin stok beras aman di Sumsel.

“Lah kenapa harus impor apalagi ini mau panen. Gimana nasib padi para petani Indonesia nantinya terutama petani di Sumsel. Ini kebijakan yang tak peka namanya,” ujarnya. Terpisah, Jamil, warga Ogan Ilir mengatakan keputusan pemerintah untuk impor membuat petani sangat merugi

“Tentu dengan adanya impor beras disaat petani apalagi disaat musim panen itu sangat merugikan. Harga padi kita jadi anjlok, jadi murah,” ungkap Jamil.

Akibatnya lanjut dia, petani terpaksa menjual padi dengan harga murah. Hal tersebut kata jamil sangat berdampak apalagi saat ini modal yang di keluarkan cukup tinggi mulai dari pupuk, obat hama dan biaya produksi lainya.

“Kalau harga murah, ya gimana otomatis kita rugi apalagi semuanya saat ini serba mahal,” ketusnya. Meski katanya saat ini, di tempatnya tidak dalam keadaan musim panen. Namun di beberapa tempat seperti halnya di daerah jalur saat ini sedang dalam musim panen padi.”Saat ini belum musim panen. Tapi kalu naik tentu ketika padi kita musim tentu masih ada dampaknya,” ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian Holtikultura dan Peternakan Ir Tamrin mengatakan, untuk Muba sendiri tidak kekurangan beras, malahan surplus beras, apalagi Muba Minggu kedua bulan Maret ini akan melakukan panen raya.” Insha Allah Muba tetap Surplus beras,” harapnya.

Sementara Pengamat Ekonomi Sumsel, Yan Sulistyo mengatakan jika dirinya setuju terkait kebijakan yang dibuat Presiden tersebut.

“Prinsipnya untuk menjelang bulan puasa dan lebaran, untuk hal ini saya setuju untuk mengimpor beras, karena sekarang sudah banyak mafia-mafia yang menahan kebutuhan pokok ke pasar menjelang bulan ramadhan,” ujarnya saat dibincangi via telepon, Senin (20/2). Sehingga lanjut Yan, harga-harga nanti akan mengalami peningkatan.

‘Tapi ini bukan menjelang bulan puasa saja ya, untuk sekarang saja minyak kita sudah mulai langkah kalaupun ada harganya mulai naik,” lanjutnya.

Menurutnya, untuk melawan mafia pangan maka tidak masalah jika untuk beras harus impor.

“Supaya kebutuhan beras itu akan sangat melimpah, jadi celah mafia untuk memainkan harga itu akan sedikit mengalami gangguan. Mereka nanti akan sulit menaikan harga beras karena pasar akan melimpah dengan beras-beras impor, jadi intinya yang saya baca dari kebijakan Presiden Jokowi ini adalah untuk melawan mafia pangan menjelang puasa dan lebaran idul fitri nanti,” imbuhnya.

Yan mengatakan, jika kebijakan tersebut memang sangat tepat dilakukan demi membantu masyarakat terutama yang menengah ke bawah.
Iya, jadi kebijakan tersebut sangat tepat, jadi memang harus begini Pemerintah. Sebenarnya kan lingkungan mafia ini banyak juga melibatkan banyak pengusaha, sehingga kadang-kadang setiap kenaikan harga menjelang hari besar itu selalu tidak pernah ada hukuman yang diberikan kepada mafia,” katanya.

Selain itu, keterlibatan dari oknum aparat termasuk juga oknum Pemerintahan dan pejabat juga ada. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan Indonesia tetap harus melakukan impor beras.Kabarnya, itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan beras nasional yang disebutnya tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh Bulog.

Hal itu dikatakan Jokowi saat mengecek stok dan harga bahan pokok di Pasar Wonokromo, Surabaya, Sabtu (18/2/2023) kemarin. “Secara nasional kita butuh, karena stoknya dari Bulog tipis. Stoknya minimal 1,2 juta ton, kemarin pada level 600 [ribu] ton, jadi mau tidak mau harus [impor],” kata Jokowi.

Jokowi menuturkan, beras impor itu juga akan disalurkan ke provinsi yang menjadi penghasil beras nasional. Jika tidak, dikhawatirkan harga beras akan melambung.

“Melihat kebutuhan, kalau stoknya di sebuah provinsi kurang ya mau tidak mau ditambah, kalau tidak harga akan naik. Pilih naik atau pilih turun,” ucap Jokowi.(rob/sro/lam/omi/tia/fin)

Read Previous

Corpu Inspirasi

Read Next

Sisa Impor Januari 2023