JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tak mau mengungkapkan kartu truf milik para ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju yang mendukung putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto.
"Loh, kami kan sayang dengan seluruh ketua umum. Kami sayang, menghormati, bahwa demokrasi tanpa partai politik itu tidak bisa," kata Hasto di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Dia menambahkan bahwa kedaulatan partai politik menjadi sangat penting dalam mengambil keputusan politik.
BACA JUGA:Pengamat Sebut Prabowo-Gibran Pecah Suara Ganjar
Pasalnya, lanjut Hasto, partai politik mencerminkan bagaimana rakyat mengasosiasikan dirinya dengan hal-hal ideal yang diperjuangkan partai untuk berdaulat.
Menurut dia, apa yang dilakukannya adalah bagian dari imbauan moral.
Oleh karena itu, dia juga meminta semua pihak harus menjaga demokrasi yang sehat dengan tidak melakukan intervensi.
BACA JUGA:Ganjar Bingung Soal Penurunan Baliho di Bali
"Jangan kita berbicara tidak melakukan intervensi, tetapi dalam praktik, misalnya, penuh dengan berbagai upaya," tambahnya.
Hal itu merupakan reformasi yang disepakati melalui demokrasi dengan partai politik untuk menerima kritikan terhadap demokratisasi internal, kelembagaan, akuntabilitas publik, akuntabilitas keuangan partai, hingga proses kaderisasi.
Sebelumnya, Selasa (31/10), Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menanggapi pernyataan Hasto soal dukungan Gibran Rakabuming Raka maju sebagai bakal cawapres karena ketua parpol KIM tersandera kartu truf.
BACA JUGA:Hasil Survei : Elektabilitas PDIP Turun, Prabowo-Gibran Naik
"Saya tidak tahu siapa yang ditekan, atas kasus apa kartu truf itu dipegang, siapa yang menekan pula. Mas Hasto hanya cerita dalam di bawah tekanan," kata Muzani di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa.
Muzani menepis adanya tekanan yang dimaksud Hasto dengan "kartu truf".
Muzani menilai dukungan ketua parpol yang ditujukan pada pencalonan Prabowo Subianto sebagai bakal capres berdasarkan perasaan semangat perjuangan Indonesia.