Sementara itu, harga garam konsumsi juga mengalami penurunan ke Rp11.473 per kilogram dari Rp11.688 per kilogram.
Menurut Bapanas, fluktuasi harga pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari kondisi cuaca, distribusi logistik, permintaan musiman, hingga pengaruh global seperti harga kedelai dan gandum di pasar internasional.
Bapanas juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha pangan dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga.
Upaya stabilisasi pasokan melalui program SPHP untuk beras dan Minyakita untuk minyak goreng menjadi bagian dari strategi jangka pendek.
Bagi masyarakat, penurunan harga cabai dan bawang tentu menjadi kabar baik karena bisa mengurangi beban pengeluaran dapur. Namun, harga beras tetap menjadi sorotan utama karena kontribusinya yang besar terhadap inflasi.
Secara keseluruhan, data terbaru Bapanas menunjukkan adanya tren penurunan pada mayoritas harga pangan, mulai dari cabai, bawang, beras, hingga minyak goreng.
Meski demikian, sejumlah komoditas strategis seperti kedelai dan daging sapi masih menunjukkan kenaikan tipis.
Ke depan, pemerintah melalui Bapanas akan terus mengawal pergerakan harga pangan untuk menjaga daya beli masyarakat serta mengendalikan laju inflasi.
Dengan stabilisasi pasokan dan distribusi yang optimal, diharapkan harga pangan bisa tetap terjangkau tanpa merugikan petani dan peternak sebagai produsen utama.