Bagi masyarakat, penurunan harga cabai rawit dan bawang merah tentu memberi angin segar.
Dua komoditas ini sering disebut sebagai “penyumbang utama inflasi” karena lonjakannya sangat terasa di dapur rumah tangga.
“Alhamdulillah cabai rawit sudah turun. Kemarin di pasar bisa sampai Rp60 ribu lebih per kilo, sekarang sudah di bawah Rp50 ribu,” ujar Lina, seorang ibu rumah tangga di Jakarta Timur saat ditemui terpisah.
Namun ia berharap tren penurunan ini tidak hanya sementara. “Semoga stabil, jangan naik-turun terus. Karena kebutuhan dapur kan tidak bisa ditunda,” tambahnya.
Laporan harga pangan dari Bapanas pada Minggu (17/8) memperlihatkan tren penurunan cukup luas pada berbagai komoditas, mulai dari beras, cabai, bawang, hingga minyak goreng.
Hanya sebagian kecil yang naik, seperti daging sapi dan garam.
Tren ini diharapkan terus berlanjut, sehingga masyarakat dapat merasakan langsung manfaat dari kerja pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan dan menekan inflasi.
Kemerdekaan Indonesia yang ke-80 tahun ini, setidaknya, dirayakan dengan kabar baik: harga pangan yang lebih bersahabat bagi rakyat.