Perbedaannya terletak pada penggunaan ekstrak pandan alami atau pasta pandan untuk memberikan warna dan aroma khas.
Proses pembuatan dimulai dengan mencampurkan semua bahan hingga membentuk adonan yang kalis.
Setelah itu, adonan dibentuk menjadi bulan sabit kecil dan dipanggang dalam suhu 150 derajat Celsius selama sekitar 20 menit.
Begitu matang dan masih dalam keadaan hangat, kue langsung dilapisi dengan gula halus agar menghasilkan tekstur salju yang khas.
Kehadiran putri salju pandan di berbagai toko kue dan pasar online membuktikan bahwa inovasi rasa ini mendapat sambutan positif.
Banyak pelanggan yang tertarik mencicipinya, terutama karena warna hijau lembutnya yang tampak menarik saat disajikan dalam toples.
Beberapa toko kue besar di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung mulai menawarkan varian ini menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
"Biasanya kue putri salju selalu menjadi favorit saat Lebaran, dan varian pandan ini menambah pilihan yang lebih menarik bagi pelanggan," kata Anwar, seorang pemilik toko kue di Surabaya.
Selain memberikan rasa dan aroma yang khas, pandan juga memiliki manfaat kesehatan.
Daun pandan dikenal memiliki sifat antioksidan dan dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan.
Dengan menggunakan ekstrak pandan alami, kue ini menjadi lebih sehat dibandingkan varian yang hanya menggunakan pewarna buatan.
Namun, beberapa produsen kue tetap menggunakan pasta pandan buatan untuk memastikan warna hijau yang lebih seragam dan menarik.
Oleh karena itu, bagi konsumen yang menginginkan produk alami, sebaiknya memastikan bahwa bahan yang digunakan adalah ekstrak pandan asli.
Meskipun mendapat respons positif, produksi kue putri salju pandan juga menghadapi beberapa tantangan.
Salah satunya adalah kestabilan warna hijau dari pandan alami yang bisa berubah saat dipanggang.
Selain itu, tidak semua orang menyukai aroma pandan yang terlalu kuat, sehingga diperlukan keseimbangan yang tepat dalam penggunaannya.