UNIK, KORANPALPOS.COM - Palembang, kota yang kaya akan sejarah dan budaya memiliki banyak tempat bersejarah yang menarik untuk dikunjungi.
Salah satu kawasan yang menyimpan cerita panjang tentang sejarah dan keberagaman budaya adalah Kampung Kapitan.
Terletak di jantung Kota Palembang, kampung ini menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah, perkembangan budaya dan peran penting yang dimainkan oleh komunitas Tionghoa di Palembang.
Kampung Kapitan yang terletak di kawasan 16 Ilir adalah sebuah kawasan yang memiliki nuansa khas dan unik.
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Kebaya : Simbol Budaya Perempuan Indonesia Menuju Pengakuan Dunia !
BACA JUGA:Mengenal Jenis-Jenis Bunga Anggrek: Pesona Cantik dari Dunia Flora
Nama "Kapitan" sendiri berasal dari gelar yang diberikan kepada pemimpin komunitas Tionghoa di masa lalu.
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Kapitan adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas urusan komunitas Tionghoa seperti pengaturan perdagangan, adat istiadat dan hubungan dengan pemerintah.
Kampung ini dulunya adalah tempat tinggal para Kapitan Tionghoa yang berperan penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi Palembang.
Salah satu daya tarik utama Kampung Kapitan adalah arsitektur bangunan yang khas yang menunjukkan pengaruh budaya Tionghoa yang kental.
BACA JUGA:Sabut Kelapa sebagai Alternatif Alami untuk Mencuci Piring : Ramah Lingkungan dan Hemat Biaya
BACA JUGA:Ini Terapi yang Bisa Membantu Sembuhkan Kecanduan Judi Online
Rumah-rumah di Kampung Kapitan umumnya memiliki desain tradisional Tionghoa dengan atap melengkung, jendela besar dan pintu kayu yang penuh ornamen.
Banyak rumah yang masih dipertahankan dengan gaya arsitektur klasik ini memberikan suasana yang autentik dan khas bagi siapa saja yang berkunjung.
Selain itu, Kampung Kapitan juga terkenal dengan peranannya sebagai pusat perdagangan pada masa lalu.
Sebagai tempat tinggal para Kapitan Tionghoa kawasan ini menjadi pusat ekonomi yang sibuk.
BACA JUGA:Keunikan Ghumah Baghi : Rumah Adat Suku Pasemah yang Terancam Punah !
BACA JUGA:Dakocan: Mainan Tempo Dulu yang Sarat Nostalgia