Menurut Wamildan, kebijakan ini juga diproyeksikan mampu mendorong peningkatan volume penumpang secara signifikan.
Dengan meningkatnya jumlah penumpang, Garuda Indonesia optimistis dapat memperkuat kinerja keuangan perusahaan.
"Penurunan harga tiket ini juga telah memperhitungkan secara seksama dengan memperhatikan proyeksi pertumbuhan penumpang pada libur akhir tahun," ungkapnya.
BACA JUGA:Cara Klaim Saldo Gratis DANA hingga Rp120 Ribu, Jangan Lewatkan Hari Ini!
BACA JUGA:Belanja Praktis, Pakai QRIS : NKHZ Baby Shop Tumbuh bersama QR Code BRI
Garuda Indonesia memproyeksikan penurunan harga tiket akan mencapai hingga 10 persen.
Sebagian besar penurunan ini berasal dari penyesuaian komponen penunjang harga tiket, seperti fuel surcharge, PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Udara), PJP4U (Pelayanan Jasa Penumpang Udara Domestik), serta biaya avtur di sejumlah bandara.
Wamildan menambahkan bahwa kebijakan ini telah melalui kajian mendalam oleh Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang dibentuk oleh Pemerintah RI.
"Kami berharap langkah ini dapat meningkatkan mobilitas masyarakat, khususnya di momen peak season liburan akhir tahun nanti," ujarnya.
Langkah strategis ini tidak terlepas dari kerja sama yang solid antara Garuda Indonesia dan seluruh pihak terkait.
Wamildan menyampaikan apresiasinya terhadap koordinasi yang baik dengan pemerintah, operator bandara, serta stakeholder lainnya.
"Kami akan segera mengimplementasikan kebijakan ini setelah diterbitkannya seluruh regulasi yang mengatur ketentuan penurunan harga tiket oleh pemangku kepentingan terkait," jelas Wamildan.
Selain memberikan manfaat langsung bagi penumpang, kebijakan ini juga dipandang sebagai langkah strategis untuk mendukung pemulihan sektor pariwisata yang sempat terdampak pandemi.
Libur akhir tahun biasanya menjadi momen penting bagi masyarakat untuk bepergian, baik untuk berkumpul bersama keluarga maupun berlibur ke destinasi wisata domestik.
Dengan harga tiket yang lebih terjangkau, diharapkan lebih banyak masyarakat dapat memanfaatkan layanan penerbangan Garuda Indonesia.
Hal ini akan memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan daerah, khususnya di wilayah tujuan wisata populer seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok.