Hamburan beras kunyit yang dilakukan relawan di Tugu Kerito Surong juga memiliki makna simbolis.
Dalam tradisi lokal, beras kunyit melambangkan keberkahan, rasa syukur, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Ritual ini menjadi penanda kemenangan kotak kosong sekaligus doa untuk proses politik yang lebih demokratis di masa depan.
Menurut data real count C1 yang diolah oleh relawan dan gerakan partisipasi publik JagaSuara, hasil Pilwako Pangkalpinang 2024 mencatat perolehan suara berikut:
Pasangan Maulan Aklil-Masagus Hakim: 42,02 persen
Kotak Kosong: 57,98 persen
Hasil ini sejalan dengan pemantauan independen yang dilakukan oleh JagaSuara, sebuah gerakan masyarakat yang memantau jalannya pemilu secara transparan.
Kemenangan kotak kosong di Pilwalkot Pangkalpinang memberikan tantangan baru bagi dunia politik lokal.
Pilkada ulang yang akan diadakan menjadi peluang bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin yang lebih kompeten dan sesuai harapan.
Namun, di sisi lain, fenomena kemenangan kotak kosong juga menunjukkan bahwa masyarakat mulai mempertanyakan sistem pencalonan tunggal dalam pemilu.
Sukma dan para relawan berharap, ke depan, regulasi pilkada akan lebih membuka peluang bagi kandidat independen untuk bersaing secara adil.
Kemenangan kotak kosong di Pilwalkot Pangkalpinang bukan sekadar peristiwa politik biasa, melainkan simbol kebangkitan kesadaran masyarakat.
Dengan mencukur rambut hingga botak, melakukan ritual tradisional, dan menggelar kegiatan sosial, relawan kotak kosong menunjukkan bahwa demokrasi adalah milik rakyat.
Pilwako Pangkalpinang 2024 menjadi bukti nyata bahwa masyarakat mampu menggunakan hak pilih mereka untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap dominasi politik elite.
Ini adalah kemenangan rakyat, kemenangan demokrasi, dan harapan baru bagi masa depan Kota Pangkalpinang.