Telur ayam ras, salah satu sumber protein yang banyak dikonsumsi masyarakat, mengalami kenaikan harga sebesar 2,37 persen atau Rp670 menjadi Rp28.990 per kg.
Selain pangan utama, harga kedelai biji kering (impor) tercatat naik sebesar Rp120 atau 1,14 persen, menjadi Rp10.660 per kg.
Gula konsumsi mengalami penurunan kecil sebesar 0,11 persen atau Rp20, sehingga harganya menjadi Rp17.940 per kg.
BACA JUGA:Harga Pangan 13 November 2024 : Daging Ayam Capai Rp38.070 per Kilogram !
BACA JUGA:Harga Pangan 12 November 2024 : Daging Sapi Turun Jadi Rp130.350 per Kilogram !
Minyak goreng juga mencatat perubahan harga yang berbeda.
Minyak goreng kemasan sederhana naik sebesar 0,33 persen atau Rp60 menjadi Rp18.440 per kg, sedangkan minyak goreng curah turun 1,88 persen atau Rp320 menjadi Rp16.690 per kg.
Untuk komoditas tepung terigu, harga tepung curah turun sebesar 1,88 persen atau Rp190 menjadi Rp9.910 per kg.
Tepung non-curah juga mengalami penurunan sebesar 1,83 persen atau Rp240 menjadi Rp12.850 per kg.
Pada sektor peternakan, harga jagung di tingkat peternak naik sebesar 1,01 persen atau Rp60 menjadi Rp6.039 per kg.
Sementara itu, di sektor perikanan, harga ikan kembung naik sebesar 2,61 persen atau Rp970 menjadi Rp38.110 per kg, dan ikan tongkol naik sebesar 3,54 persen atau Rp1.100 menjadi Rp32.200 per kg.
Namun, ikan bandeng mencatat penurunan harga sebesar 6,60 persen atau Rp2.200, menjadi Rp31.110 per kg.
Kenaikan harga pangan ini menjadi perhatian khusus bagi masyarakat dan pelaku usaha, terutama mereka yang bergantung pada bahan baku seperti bawang merah, cabai, dan beras.
Di sisi lain, penurunan harga pada beberapa komoditas seperti gula konsumsi dan minyak goreng curah memberikan sedikit kelegaan bagi konsumen.
Menurut seorang pedagang sayur di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, kenaikan harga bawang merah dan cabai membuat pedagang harus menyesuaikan stok.
“Kalau harga terus naik, daya beli masyarakat bisa turun, karena komoditas ini cukup penting untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.