Dalam lima pertandingan putaran ketiga, Indonesia menciptakan 18 peluang emas dari total 40 peluang, sedangkan Saudi hanya menghasilkan 14 peluang emas dari 48 peluang.
Namun, kekurangan terbesar Indonesia adalah kurang klinis dalam penyelesaian akhir.
"Kami harus lebih fokus di depan gawang. Tidak boleh lagi menyia-nyiakan peluang seperti saat melawan Jepang," ujar Shin.
Secara statistik, Arab Saudi memiliki pertahanan yang lebih solid dibandingkan Indonesia.
Mereka hanya kebobolan empat gol dalam lima pertandingan putaran ketiga, sementara Indonesia sudah kemasukan sembilan gol.
Namun, dalam hal produktivitas gol, Indonesia sedikit lebih unggul dengan mencetak empat gol dibandingkan tiga gol yang dicetak Saudi.
Salah satu keunggulan Saudi adalah kemampuan mereka memanfaatkan situasi bola mati.
Hassan Kadesh, bek Saudi, telah mencetak dua gol dari situasi sepak pojok. Ini menjadi ancaman yang harus diantisipasi oleh lini belakang Indonesia.
Bermain di SUGBK memberikan keuntungan besar bagi Indonesia.
Dukungan puluhan ribu suporter yang hadir di stadion bisa menjadi sumber motivasi tambahan bagi para pemain.
Atmosfer di GBK telah terbukti mampu meningkatkan performa timnas dalam beberapa pertandingan kandang sebelumnya.
"Dukungan fans sangat penting bagi kami. Itu memberi kami energi tambahan untuk bertanding dengan maksimal," kata Marc Klok, salah satu pemain andalan timnas.
Laga ini menjadi ujian berat bagi Indonesia, tidak hanya karena lawan yang dihadapi tetapi juga tekanan untuk menjaga asa lolos ke Piala Dunia.
Shin Tae-yong menekankan pentingnya bermain dengan mental yang kuat dan fokus pada permainan tim.
"Jika kami bisa bermain dengan tenang dan fokus, kami punya peluang besar untuk mengalahkan Arab Saudi. Kami sudah membuktikan itu di Jeddah," tambah Shin.
Di sisi lain, Arab Saudi juga berada dalam tekanan untuk mencetak kemenangan setelah hasil imbang melawan Bahrain dan Australia.