Ini menunjukkan betapa hati-hatinya STY dalam memilih pemain yang cocok untuk meningkatkan kualitas sepak bola kita,” ungkap Mundari.
Pemain Naturalisasi: Harapan dan Ekspektasi
Di bawah arahan Shin Tae-yong, beberapa pemain keturunan seperti Justin Hubner, Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner, Rafael Struick, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Calvin Verdonk, Sandy Walsh, hingga Maarten Paes, telah memperkuat Timnas Indonesia. Kehadiran mereka membawa angin segar dalam upaya meningkatkan performa tim di level internasional.
BACA JUGA:Sriwijaya FC Taklukkan Persikabo 1973 dengan Skor Telak 5-1 di Liga 2 Indonesia
BACA JUGA:Mimpi Eropa: Sumardji Buka Jalan bagi Pemain Timnas untuk Bersinar!
Namun, Mundari Karya juga menekankan pentingnya untuk tidak menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi kepada para pemain naturalisasi ini. Menurutnya, para pemain yang datang bukanlah pemain kelas dunia atau grade A, tetapi mereka tetap memiliki pengalaman berkompetisi di liga-liga yang cukup kompetitif.
“Kalau kita bicara soal pemain grade A, rasanya tidak mungkin mereka mau membela Timnas Indonesia. Ini yang harus dipahami oleh masyarakat. Pemain-pemain ini lebih berada di level 2 atau dari akademi, terutama yang masih muda,” jelas Mundari.
Meski demikian, Mundari tetap optimistis dengan kontribusi pemain naturalisasi tersebut. Ia percaya bahwa meskipun bukan pemain terbaik di Eropa, mereka masih memiliki kualitas yang dapat membantu meningkatkan level permainan Timnas Indonesia.
“Walaupun bukan dari level A, tapi mereka matang dalam kompetisi. Jay Idzes adalah pemain belakang di Venezia, kemudian ada Thom Haye dan Calvin Verdonk. Tiga pemain ini, saya pikir, bisa memberikan pengaruh positif pada performa Timnas kita,” imbuhnya.
BACA JUGA:Cidera? Siapa Takut! Maarten Witan dan Paes Sulaeman Buktikan Kesiapan Timnas Indonesia!
Realistis Menghadapi Tantangan Internasional
Mundari juga mengingatkan agar para penggemar sepak bola Indonesia tetap realistis dalam menghadapi tantangan di kancah internasional.
Menurutnya, meski Timnas Indonesia telah memperlihatkan perkembangan yang positif, mereka masih harus bekerja keras untuk bisa bersaing dengan tim-tim kuat seperti Jepang dan Australia, yang memiliki pemain-pemain dari level tertinggi di Eropa.
“Kita harus realistis. Para pemain yang kita naturalisasi bukanlah yang terbaik, dan kita tidak boleh menaruh beban ekspektasi yang terlalu tinggi pada mereka. Penting bagi kita untuk memahami bahwa proses ini membutuhkan waktu,” kata Mundari.
Dengan segala tantangan yang ada, program naturalisasi tetap menjadi harapan besar bagi Timnas Indonesia untuk meningkatkan daya saing di level internasional. Namun, kesuksesan tidak hanya bergantung pada kehadiran pemain keturunan, tetapi juga pada kerja keras seluruh tim dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk para penggemar.