Sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan produksi ikan patin, Desa Sungai Rengit di Banyuasin telah ditetapkan sebagai kampung perikanan budidaya patin.
Inisiatif ini diharapkan mampu mempercepat perkembangan usaha budidaya perikanan di Kabupaten Banyuasin dan mengangkat kesejahteraan masyarakat setempat.
Penetapan kampung perikanan ini tidak hanya mendorong produktivitas, tetapi juga membuka akses yang lebih luas bagi para pembudidaya untuk mendapatkan bantuan teknis, permodalan, dan pasar yang lebih luas.
"Dengan potensi perikanan budidaya yang luas, Desa Sungai Rengit diharapkan menjadi pusat pengembangan budidaya ikan patin di Banyuasin," jelas Muhammad Farid.
Selain itu, program kampung perikanan juga bertujuan untuk mengembangkan teknologi budidaya yang ramah lingkungan, memperkuat jaringan pemasaran, serta meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan usaha perikanan.
Dengan adanya program ini, Banyuasin diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perikanannya hingga setara dengan Kabupaten OKU Timur.
Berkat keberhasilan Kabupaten OKU Timur dan Banyuasin dalam memproduksi ikan patin, Sumatera Selatan kini telah ditetapkan sebagai provinsi penyumbang produksi ikan patin tertinggi secara nasional.
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Sumatera Selatan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kebutuhan ikan patin di Indonesia.
Prestasi ini menunjukkan betapa pentingnya sektor perikanan dalam mendukung perekonomian Sumatera Selatan, khususnya bagi masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya dari budidaya ikan.
Produksi ikan patin di Sumatera Selatan juga berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan protein masyarakat.
Dengan permintaan ikan patin yang terus meningkat, baik di pasar lokal maupun nasional, produksi ikan patin di Sumatera Selatan diperkirakan akan terus bertambah.
Tidak hanya itu, potensi untuk menembus pasar internasional juga terbuka lebar, mengingat kualitas ikan patin dari Sumatera Selatan telah diakui oleh banyak pihak.
Meskipun Kabupaten OKU Timur dan Banyuasin telah mencatatkan hasil yang memuaskan dalam produksi ikan patin, tantangan tetap ada di depan.
Salah satu tantangan utama adalah fluktuasi harga di pasar, yang terkadang tidak stabil dan mempengaruhi pendapatan para pembudidaya.
Selain itu, perubahan iklim dan kondisi lingkungan juga dapat memengaruhi produksi ikan, terutama jika sumber daya air yang digunakan untuk budidaya ikan mengalami penurunan kualitas.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar yang bisa dimanfaatkan.