KORANPALPOS.COM- Setiap kita pernah mengalami momen ketika kenangan menyakitkan dari kesalahan orang lain muncul kembali. Meski telah berlalu, peristiwa tersebut bisa kembali menghantui pikiran kita. Mengapa melupakan kesalahan orang lain terasa begitu sulit?
Dalam hidup, kita sering berinteraksi dengan berbagai individu, dan tidak jarang kita menemukan diri kita menjadi korban dari tindakan atau ucapan mereka yang menyakitkan.
Ketika orang lain melakukan kesalahan, kita sering kali terjebak dalam perasaan marah, kecewa, atau bahkan sakit hati.
Kesulitan melupakan kesalahan ini sering kali dipicu oleh sifat manusiawi kita yang cenderung mengingat pengalaman negatif lebih lama daripada pengalaman positif.
BACA JUGA:Pengaruh Teman dalam Kehidupan: Seberapa Besar Mereka Membentuk Karakter Kita?
BACA JUGA:Jihad Melawan Hawa Nafsu: Kunci Menuju Kesempurnaan Hidayah
Namun, dalam Islam, kita diajarkan untuk memaafkan. Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,
أَلا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُم وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٌ
“Bukankah kalian senang apabila Allah mengampuni dosa kalian?” (QS. An-Nur: 22).
Ayat ini mengisahkan Abu Bakar As-Siddiq yang merasa terluka oleh tindakan Misthah bin Utsatsah, yang terlibat dalam menyebarkan berita dusta tentang putrinya, Aisyah.
Meski Abu Bakar berhak untuk marah, Allah mengingatkan bahwa memaafkan adalah tindakan yang lebih mulia dan mendatangkan pahala.
Memaafkan bukan hanya sekadar menghilangkan rasa marah, tetapi juga melupakan kesalahan tersebut dari ingatan kita. Ketika kita memaafkan, kita melepaskan diri dari beban emosional yang dapat mengganggu ketenangan jiwa kita.
BACA JUGA:Mengapa Kita Selalu Merasa Kurang? Renungan tentang Kekayaan Hati
BACA JUGA:Rahasia Membangun Rumah di Surga Melalui Amalan Sehari-hari
Hal ini diperkuat oleh hadis yang menyatakan bahwa Allah akan memaafkan mereka yang mampu memaafkan kesalahan orang lain.