Menurutnya, di era globalisasi ini, naturalisasi pemain bukanlah hal baru dan sudah menjadi praktik umum di dunia sepak bola internasional.
"Saya rasa di era demokrasi perbedaan pendapat itu sebuah hal yang maklum. Tetapi dari PSSI, saya dan Pak Menteri (Menkumham, Supratman Andi Agtas) yakin bahwa pemerintah harus mempunyai target untuk perbaikan prestasi timnas. Itu yang utama," kata Erick Thohir.
Erick juga menekankan bahwa proses naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI dilakukan dengan cara yang terhormat dan sesuai dengan regulasi FIFA. "Aturan FIFA menjelaskan setiap negara boleh menaturalisasi semua pemain. Kita bisa melihat tim nasional Belanda sendiri, itu banyak keturunan Suriname," ujarnya.
BACA JUGA:Dari Ernando, Nadeo dan Maarten: Siapa Penjaga Gawang Terkuat Timnas Saat Ini?
BACA JUGA: Mampukah Garuda Muda Bangkit Lawan Kepulauan Faroe, Untuk Rebut Posisi Tiga?
Fokus pada Prestasi Nasional
Lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa tujuan utama dari program naturalisasi ini adalah untuk memperkuat Timnas Indonesia dengan mengumpulkan talenta terbaik yang memiliki darah Indonesia, baik yang berada di dalam maupun luar negeri.
“Kami ingin memfokuskan semua talenta terbaik bangsa Indonesia yang ada di luar negeri untuk memperkuat tim nasional. Yaitu pilihannya yang mempunyai darah Indonesia,” tegasnya.
Dalam pernyataannya, Erick menekankan bahwa sepak bola Indonesia saat ini sedang berada dalam masa transisi menuju peningkatan prestasi. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan mengintegrasikan pemain keturunan yang memiliki bakat alami dan pengalaman internasional ke dalam tim nasional.
Ia juga menyebutkan bahwa naturalisasi adalah strategi penting untuk meningkatkan daya saing Timnas Indonesia di kancah internasional, terutama di ajang-ajang besar seperti Kualifikasi Piala Dunia 2026.
BACA JUGA:Garuda Muda Tumbang! Swiss U-17 Bekukan Langkah Indonesia di Pinatar Supercup
BACA JUGA:Mauro Zijlstra: Siap Jadi 'Pelayan' Umpan untuk Ragnar Oratmangoen!
Naturalisasi: Kritik vs. Realitas
Meskipun kritik Nuroji mencerminkan kekhawatiran sebagian kalangan yang ingin melihat lebih banyak "putra asli" Indonesia di Timnas, kenyataannya adalah bahwa banyak negara lain juga mengandalkan pemain naturalisasi untuk meningkatkan kualitas tim mereka.
Negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan bahkan Belanda telah lama memanfaatkan kebijakan ini untuk memperkuat skuad nasional mereka.
Erick Thohir mengingatkan bahwa prestasi sepak bola nasional harus tetap menjadi prioritas utama. Dengan target besar seperti Piala Dunia, Indonesia perlu memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki, termasuk pemain keturunan yang memenuhi syarat untuk memperkuat Timnas.