Sementara itu, tepung terigu nonkemasan juga turun sebesar 0,98 persen atau Rp130, menjadi Rp13.180 per kg.
Penurunan harga tepung terigu ini mungkin terkait dengan perbaikan dalam produksi dan pasokan.
Harga jagung di tingkat peternak mengalami kenaikan sebesar 2,81 persen atau Rp160, menjadi Rp5.850 per kg.
Kenaikan harga jagung ini dapat dipengaruhi oleh permintaan yang meningkat atau gangguan dalam produksi.
Sebaliknya, harga garam halus beryodium turun sebesar 1,65 persen atau Rp190, menjadi Rp11.330 per kg.
Harga ikan juga mengalami fluktuasi yang signifikan. Harga ikan kembung naik hingga 5,93 persen atau Rp2.170, menjadi Rp39.750 per kg.
Ikan tongkol juga mengalami kenaikan sebesar 1,22 persen atau Rp380, menjadi Rp31.640 per kg.
Sementara itu, harga ikan bandeng turun sebesar 2,79 persen atau Rp920, menjadi Rp32.010 per kg.
Perubahan harga ikan ini dapat dipengaruhi oleh faktor musim dan kondisi penangkapan ikan.
Fluktuasi harga pangan yang tercatat oleh Bapanas mencerminkan dinamika pasar yang terus berubah.
Kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti beras, cabai, dan daging menunjukkan tantangan dalam menjaga stabilitas harga pangan.
Di sisi lain, penurunan harga pada beberapa barang seperti minyak goreng, tepung terigu, dan garam menunjukkan perbaikan dalam pasokan dan distribusi.
Memantau perkembangan harga pangan secara berkala penting untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat.
Fluktuasi harga pangan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Berikut adalah beberapa dampak utama dari perubahan harga pangan, baik dalam konteks ekonomi makro maupun mikro:
1. Dampak terhadap Inflasi