Perdalam Olah Tubuh demi Film Horor 'Trinil'
Wulan Guritno dan Shaloom Razade -FOTO : ANTARA-
PASANGAN ibu dan anak Wulan Guritno dan Shaloom yang bermain di satu film horor "Trinil" mengaku harus berlatih olah tubuh dan pertajam ekspresi untuk memerankan tokoh Rahayu muda dan saat menjadi hantu gentayangan.
Wulan, yang bertandang ke kantor ANTARA, Kamis (14/12) dalam rangka promo film horor terbarunya mengatakan memerankan karakter hantu gentayangan menjadi pengalaman pertama baginya karena harus berekspresi dengan sorot mata dan tidak boleh banyak bergerak.
"Memerankan Rahayu sebagai sosok setan ini berbeda dengan memerankan manusia, sorot matanya itu berbeda, jadi bagaimana cara berekspresi karena setan ini antara berekspresi atau enggak berekspresi jadi orang harus menangkap ini orang marah atau enggak, karena hantu enggak seperti manusia, karena tidak bisa leluasa berekspresi jadi itu yang sedikit perlu banyak pembelajaran," kata Wulan.
BACA JUGA:Pahami dan Saring Konten Sebelum Dipublikasikan
Sementara Shaloom, yang memerankan tokoh Rahayu muda, juga mengatakan harus mendalami peran dengan belajar dari acting coach untuk latihan olah tubuh karena tidak memiliki dialog untuk mengutarakan ekspresinya.
"Karena scene aku semuanya di flashback, nggak ada dialog jadi tantangannya gimana cara menyampaikan perasaan yang aku mau sampaikan dengan olah tubuh saja, dengan gerakan tubuh, kalau dialog kan mau marah mau apa jelas, kalau ini karena nggak ada dialog Jadi gimana caranya bisa menyampaikan pesan lewat gerakan tubuh," kata Shaloom.
Film "Trinil" merupakan proyek pertama di mana pasangan ibu dan anak ini terlibat. Meskipun tidak dalam satu frame dan berbeda jadwal pengambilan gambar, namun Wulan mengatakan hal ini bisa jadi awal yang baik jika selanjutnya ada satu film yang mempertemukan mereka dalam satu layar.
BACA JUGA:Konser Tunggal Afgan di Bandung Hadirkan Dua Bintang Tamu Spesial
Wulan pun awalnya sempat menolak ketika ditawari memerankan tokoh Rahayu oleh sutradara Hanung Bramantyo. Namun setelah diyakinkan dan merupakan film horor pertama Hanung setelah 17 tahun, Wulan akhirnya mengiyakan tawaran tersebut.
"Mas Hanung meyakinkan aku karena peran aku nyawa di film ini, dan dia menceritakan ini dari drama radio tahun 80-an yang sangat populer jadi sama-sama berkarya, dia semangat karena ini horor pertamanya setelah 17 tahun," kata Wulan.
Baik Shaloom maupun Wulan juga ternyata sangat menggemari film horor, sehingga sangat bersemangat saat menjalani proses syuting "Trinil".
Dikatakan mereka juga tidak mengalami kendala berarti dan tidak mengalami hal-hal mistis yang sering terjadi ketika membuat sebuah film horor.
Namun mereka tidak serta-merta berlaku seenaknya ketika di lokasi syuting karena tetap saja lokasi tersebut sudah lama kosong dan sepi sehingga Wulan maupun Shaloom tetap menerapkan adab-adab untuk menjaga keselamatan mereka di sana.
"Nggak ada salahnya kita ikutin apa kata orang dulu, kalau di tempat-tempat katanya mungkin jarang berpenghuni, kosong seperti tempat kita syuting jangan ngomong sembarangan, permisi-permisi, jangan bengong, shalat, zikir-zikir, doa-doa itu dijalanin," ucap Wulan.