Amplifikasi Hilirisasi Sektor Mineral di Bumi Afrika Melalui IAF

Presiden Joko Widodo dalam acara pembukaan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLP MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Ke-2 2024 di Bali, Senin (2/9/2024). ANTARA/YouTube Sekretariat Presiden--

Oleh : Putu Indah Savitri*

SEORANG jurnalis dari Kerajaan Eswatini menampakkan ketertarikannya ketika Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI Dewi Justicia Meidiwaty menyinggung keinginan Indonesia untuk membantu negara-negara di kawasan Afrika melakukan hilirisasi mineral.

Ia yang semula terdiam di deretan kursi paling belakang, lantas mengacungkan tangan dan menggunakan kesempatan untuk menyampaikan apresiasi kepada Indonesia.

“Saya senang ketika Ibu Direktur menyatakan Indonesia akan membantu negara-negara Afrika menambahkan nilai jual kepada hasil bumi kami,” ucap jurnalis dari sebuah kerajaan  di selatan Afrika yang tidak memiliki pantai dan terletak di antara Afrika Selatan di sebelah barat dan Mozambik di timur ini. 

Kerajaan ini sebelumnya bernama Kerajaan Swaziland.

Tak lupa, sekelumit keluhan ia selipkan ihwal negara lain yang berbondong-bondong datang ke Benua Afrika untuk mengambil kekayaan mineral mereka.

Jurnalis itu menyampaikan bahwa negara-negara yang membeli hasil pertambangan di negaranya dengan harga murah lantaran masih berupa bahan mentah, untuk diolah dan dijual kembali ke negara-negara di Afrika dengan harga yang lebih mahal.

Rasanya permasalahan serupa juga menjadi perhatian bagi Indonesia. Sebuah permasalahan yang akhirnya mendorong Presiden RI Joko Widodo untuk menggalakkan kebijakan hilirisasi di dalam negeri guna meningkatkan nilai jual.

Dilandasi oleh komitmen untuk memperkokoh kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara di kawasan Benua Afrika, Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI yang akrab disapa Meidy menularkan semangat hilirisasi kepada negara-negara di kawasan yang kaya akan sumber daya mineral tersebut.

Menyiapkan Grand Design

Sebelum menularkan semangat hilirisasi, diperlukan sebuah desain besar (grand design) untuk memberi gambaran ke mana Indonesia harus melangkah dan apa yang menjadi sasaran agar efektif dan efisien.

Meidy mengakui bahwa hingga saat ini, Indonesia belum memiliki grand design kerja sama dengan negara-negara Afrika.

Grand design tersebut nantinya akan meliputi negara apa saja di kawasan Afrika yang akan menjadi target kerja sama, kemudian kerja sama di sektor mana saja.

Oleh karena itu, hasil dari berbagai panel yang berlangsung di Forum Indonesia-Afrika atau Indonesia-Africa Forum (IAF) ditargetkan dapat membantu pemerintah untuk menyiapkan sebuah grand design kerja sama, khusus untuk negara-negara di kawasan Afrika.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan